Hai,
Sobat Mamake!
Sebagian
orang beranggapan bahwa menulis novel atau cerpen lebih mudah dibandingkan
menulis naskah nonfiksi. Tetapi, sebagian lainnya justru berpikir sebaliknya.
Menulis naskah nonfiksi itu lebih ringan dan menyenangkan daripada harus
bergelut dengan cerita fiksi yang penuh imajinasi. Intinya mau memilih fokus
pada genre fiksi atau nonfiksi, kembali pada kenyamanan masing-masing penulis.
Umumnya
penjualan buku nonfiksi lebih stabil dan dapat bertahan dalam jangka waktu
lebih lama daripada buku-buku fiksi. Hal ini dikarenakan banyaknya pihak yang
menjadikan buku-buku sejenis ini sebagai bahan referensi, panduan, atau
pengayaan. Lantas bagaimana cara menulis buku nonfiksi yang menarik dan tak membosankan?
Simak tipsnya, yuk!
![]() |
Sumber: Pixabay |
1.
Pilih
Ide yang Familiar
Bila
Sobat sudah bertekad untuk menulis buku nonfiksi, segera buat daftar atau list ide. Selanjutnya dari sekian banyak
gagasan, pilih satu ide yang menurut Sobat paling menarik untuk dikembangkan. Kita
tidak perlu menulis hal-hal yang tak dikuasai agar tampak keren. Sebagai
contoh, kita ingin menulis tentang budidaya mentimun, padahal tidak suka bahkan
jarang bertanam atau berkebun.
Sebenarnya
tak ada salahnya jika ingin mencoba menulis tema di luar background pendidikan atau pengalaman Sobat. Namun, dikhawatirkan
selama proses penulisan kita akan kesulitan. Alhasil malah tidak rampung atau
berhenti di tengah jalan. Sayang, bukan? Guna menghindari hal ini, lebih baik
Sobat memilih gagasan yang familier dengan keseharian atau sesuai latar
belakang pendidikan. Misalnya, bila Sobat adalah seorang penulis cerita anak,
cobalah menuliskan pengalaman selama berkecimpung di dunia penulisan kisah
anak-anak. Jabarkan secara detail suka dukanya, sertakan pula tips yang
aplikatif sehingga para pembaca lebih mudah dalam memahami sekaligus
menerapkannya.
2.
Lakukan
Riset
Riset
merupakan salah satu langkah yang penting dalam penulisan naskah nonfiksi. Apa
saja yang perlu diriset?
Pertama,
buku sejenis. Sobat harus mencari buku-buku bertema sama seperti yang akan
Sobat tulis. Tidak harus membeli atau berkunjung ke toko buku. Sobat bisa
meminjam ebook, browsing, atau membaca beragam buku penunjang di perpustakaan.
Langkah ini dilakukan guna mengetahui kelebihan serta kekurangan buku tersebut,
sehingga nantinya Sobat bisa mengupas dari sisi lain yang lebih menarik.
Pastikan naskah Sobat memiliki kelebihan atau keunggulan dibanding buku
sejenis, ya.
![]() |
Sumber: Pixabay |
Kedua,
narasumber. Dalam penulisan buku nonfiksi tentu kita tidak bisa hanya mengandalkan
opini pribadi saja. Naskah akan lebih kaya apabila kita juga melakukan tukar
pendapat dengan teman-teman yang ahli atau mereka yang benar-benar memahami
topik tulisan Sobat. Tak ada salahnya Sobat mencari tahu latar belakang pendidikan,
pekerjaan, dan pengalaman teman-teman melalui media sosial. Kenapa medsos?
Sebab lewat daring, komunikasi bisa dilakukan lebih mudah dan fleksibel.
3.
Buatlah
Konsep Buku
Tulislah
konsep dengan detail dan spesifik. Buat bab, subbab, tak lupa tuliskan
data-data hingga pertanyaan yang penting dalam lembar khusus. Sobat juga harus
mempunyai gambaran seperti apakah buku yang nanti akan ditulis? Apa buku tentang
tips-tips praktis, kerajinan tangan, atau justru kisah inspiratif? Membuat
konsep buku sangat penting dalam penulisan naskah nonfiksi supaya kita tidak
keluar jalur. Jadi, tulisan tak melebar ke mana-mana atau membahas topik yang
seharusnya tidak perlu dipaparkan.
4.
Cari
Data Pendukung
Data
pendukung bisa berupa foto, contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari,
gambar, infografis, tabel, dan sebagainya. Untuk memperkaya buku nonfiksi
Sobat, carilah data pendukung yang cukup. Pastikan kualitas gambar maupun foto
tidak buram atau blur. Selain itu, Sobat juga harus mencari referensi sebanyak
mungkin. Sumber bisa diperoleh dari internet, koran, majalah, buku, blog, dan
sebagainya. Pastikan saja data-data diperoleh dari sumber tepercaya.
5.
Self Editing dan Pengecekan Ulang
Langkah
terakhir yang harus Sobat lakukan setelah selesai menulis adalah melakukan self editing. Yaps, jangan sampai naskah
dikirim ke penerbit dalam kondisi berantakan, ya. Typo di mana-mana, penuh
spasi ganda, sampai penulisan huruf besar, tanda baca, dan istilah yang kurang
tepat. Naskah seperti ini meski isinya keren, kemungkinan bakal tergeser lebih
cepat dari meja editor. Lelah lihat penampilan naskah yang kurang rapi. Oleh
sebab itu, percantik naskah Sobat agar lekas dilirik editor. Biasakan pula
membaca ulang serta mengecek kebenaran data-data dalam tulisan Sobat. Pastikan
tidak ada yang salah tulis atau terlewat, ya.
Sama
halnya dengan menulis buku fiksi, menciptakan karya nonfiksi pun butuh trik
supaya tidak membosankan ketika dibaca. Gunakan gaya bahasa mengalir. Anggap
sepeti Sobat sedang memberi informasi kepada teman, sehingga buku tersebut
terasa enak untuk dinikmati. Demikian beberapa tips praktis tentang cara
menulis buku nonfiksi yang menarik. Semoga bermanfaat, ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DAN MENINGGALKAN KOMENTAR YANG BAIK DAN BUKAN SPAM. KAMI SANGAT MENGHARGAI KUNJUNGAN ANDA. SEMOGA BLOG INI MEMBERI MANFAAT DAN KEBAIKAN BAGI KITA.