![]() |
sumber gambar: pixabay.com |
“iya,
dong, Ce. Emang ce Kokom enggak belanja buat persiapan lebaran? Betah banget di
rumah aja. Awas nanti bertelur, loh, ” ledekku.
Aku
bergegas masuk ke rumah. malas berbasa-basi dengan tetangga sombong dan sok
kaya itu. Sejak ramai berita mengenai korona dia jarang sekali keluar rumah.
Anak-anaknya tak diizinkan main ke luar. Dulu anakku sering main dan numpang
makan di rumahnya. Namun sejak ramai virus yang katanya mematikan itu anakku dan
anak tetangga lainnya tak dibolehkan lagi main ke rumahnya. Kata Ce Kokom semua
orang harus diam di rumah dan menjaga jarak dan dilarang berkumpul. Ibu-ibu
yang biasanya merumpi di teras rumahku jadi takut gara-gara ceramahnya. Anakku pun
sampai menangis karena diusir dari rumahnya. Sejak itu Ce Kokom sering menjadi
bahan nyinyiran tetangga.