Sebenarnya begitu banyak Guru yang mengalami tindak kekerasan. Hanya saja tidak semua guru melaporkan pada Pihak yang berwajib. Mereka lebih suka menyimpan sendiri karena menganggap itu sebagai bagian dari proses pendidikan.
Guru menganggap itu sebagai kenakalan anak-anak yang lumrah, menjadikannya sebagai tantangan bagi mereka untuk menjadikan anak didiknya lebih berakhlak dan berbudi pekerti setelah menempuh Pendidikan.
disadari atau tidak, banyak kekerasan yang diterima Guru selama mengajar. Kekerasan yang dialami oleh Guru antara lain:
- Kekerasan fisik: yaitu kekerasan yang terjadi secara kasat mata. Bisa dilihat secara jelas karena terjadi kontak/sentuhan fisik antara pelaku dengan korbannya. Contohnya: insiden pemukulan yang terjadi terhadap Bapak Dasrul, guru SMK N 2 Makasar, oleh orang tua siswa berinisial MAS.
Kekerasan non fisik di bagi dua:
1.
Kekerasan verbal, yaitu kekerasan yang dilakukan
seseorang lewat kata-kata. Biasanya dilakukan dengan cara membentak, memaki,
menghina dan mempermalukan seseorang di depan umum secara lisan.
2.
Kekerasan psikologis/ psikis: yaitu kekerasan
yang dilakukan seseorang lewat isyarat atau bahasa tubuh. Contohnya memandang
sinis, mencibir, atau mendiamkan seseorang.
Menurut anda, siapakah guru yang paling sering mengalami
tindak kekerasan?
Salah satu Guru yang paling sering menerima tindak kekerasan adalah Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Guru
Taman Kanak- Kanak.
Mengapa demikian? Karena pendidikan pada anak-anak Usia
Dini merupakan awal dimulainya proses pendidikan. Mereka yang polos dan
bertindak semaunya, kadang sulit diatur dan sangat hiperaktif, bukan hanya
menguras tenaga dan fikiran para guru, tapi juga membuat mereka harus terus
melipatgandakan kesabaran selama mengajar.
Ada yang berlari kesana – kemari, mencubit dan menjahili
teman sekelas bahkan gurunya, memberontak, dan melawan saat dinasehati. terkadang ada pula murid
yang menggigit lengan gurunya karena ngambek tidak mau masuk kelas.
Pernahkah sang Guru mengeluh? Tidak! Dengan senyum manis
mereka tetap menyapanya dengan panggilan sayang.
“Kenapa, sayang?”
“Ada apa, pinter?”
Jika kita menilik kembali pada teori kekerasan tersebut
diatas, bukankah dengan menggigit, memukul, bahkan membentak sudah termasuk
dalam tindak kekerasan? coba anda
bayangkan! Akan ada berapa banyak anak-anak yang di laporkan gurunya karena
melakukan tindak kekerasan tersebut. Sejauh ini, belum pernah ada ceritanya
murid PAUD atau TK yang dilaporkan ke pihak yang berwajib karena melawan guru. Baginya ini adalah tantangan untuk mendidik
muridnya menjadi lebih baik.
Para guru PAUD atau
TK tidak pernah mengeluh kepada orangtua murid perihal kenakalan anak-anak
didiknya. Keihlasan mereka dalam mendidik putera – putri bangsa, jangan dinodai dengan kata-kata dan perbuatan
yang menyakitkan dari orang tua siswa. Orangtua yang menginginkan anaknya
berilmu, seharusnya ikhlas sepenuh hati menyerahkan pendidikan anaknya selama
di sekolah. Yakinkan pada anak-anak, bahwa guru adalah orangtuanya selama di
sekolah. Jadikan Guru sebagai pathner dalam mendidik anak anda, bukan musuh
anda.
kekerasan tidak akan terjadi jika antara murid-guru-orangtua terjalin hubungan harmonis dan saling menghormati. Jika memang tidak berkenan dan tidak sesuai dengan harapan, akan lebih elok jika didiskusikan secara kekeluargaan. Tanpa ada kekerasan.
kekerasan tidak akan terjadi jika antara murid-guru-orangtua terjalin hubungan harmonis dan saling menghormati. Jika memang tidak berkenan dan tidak sesuai dengan harapan, akan lebih elok jika didiskusikan secara kekeluargaan. Tanpa ada kekerasan.
Mari, Ayah-bunda.
Kita didik anak-anak kita menjadi pribadi yang berbudi
pekerti tinggi. Jika Guru ikhlas mendidik anak-anak, kita pun sebagai orangtua seharusnya ikhlas jika anak-anak dididik dan diarahkan oleh gurunya. Sebesar anda menghormati guru, sebesar itu pula penghargaan anda terhadap ilmu.
Ada pepatah Arab mengatakan:
"Innal Mu'allima watthobiiba Qilaahuma, Laa Yanshohaani idzaa humaa laa yukroma"
Sesungguhnya seorang Guru dan Dokter itu tidak akan memberikan nasehat (saran) apapun jika kalian tidak menghormatinya.
MAU ILMU YANG BANYAK, ATAU ILMU YANG BERMANFAAT?
PERHATIKAN CARA ANDA MENGHARGAI PEMBERI ILMU, GURU.
Ada pepatah Arab mengatakan:
"Innal Mu'allima watthobiiba Qilaahuma, Laa Yanshohaani idzaa humaa laa yukroma"
Sesungguhnya seorang Guru dan Dokter itu tidak akan memberikan nasehat (saran) apapun jika kalian tidak menghormatinya.
MAU ILMU YANG BANYAK, ATAU ILMU YANG BERMANFAAT?
PERHATIKAN CARA ANDA MENGHARGAI PEMBERI ILMU, GURU.
Catatan:
Tulisan ini semata-mata saya dedikasikan untuk rekan-rekan
Guru. Tidak bermaksud menyindir atau berpihak pada siapapun. Hanya ingin
menulis.
Mohon maaf jika kurang berkenan.
Mohon maaf jika kurang berkenan.