Kamis, 29 Agustus 2013
Minggu, 25 Agustus 2013
SURAT CINTA AKHWAT YANG RINDU MENIKAH
Akhi...
Kau hadir dalam mimpi
Menyapa jiwa dengan bahasa pecinta
Mengajariku tentang cinta sebenar cinta
Menjadi kekasih bersama para kekasih
Mencintai kekasih lebih dari kekasih
Menjadi sayapku keharibaan sang Kekasih
Akhi...
Bila gerbang ini tak jua terbuka untuk kita
Biarkan ku hirup saja keharuman cinta
Kutinggalkan pesan rindu untukmu disana
Telah kutukar jiwaku dengan jagat raya
Demi masuki gerbang istana cinta
Selasa, 20 Agustus 2013
DO'A KHUSUS IBU HAMIL (Usia kandungan 1 minggu sampai dengan usia 6 bulan)
Setiap ibu yang
mengandung tentu menginginkan yang terbaik bagi janin yang dikandungnya,karena
itu setelah kita tahu bahwa kita sedang mengandung,alangkah lebih baiknya jika
kita senantiasa banyak berdo’a dan memohon pada Allah SWT agar Allah senantiasa
menjaga janin kita.
Ber do’a dan meminta adalah
bagian dari cara Hamba berinteraksi dengan Tuhannya,dan saya yakin setiap Bunda
mempunyai do’a-doa dan keinginan khusus yang
dipanjatkannya saat sedang mengandung sang jabang bayi.Demikian pula halnya dengan saya.
Berdasarkan pengalaman
terdahulu saat mengandung anak pertama,sejak awal mengandung bahkan sampai
dengan saat melahirkan rasanya begitu berat,payah dan sangat susah.
silakan baca: ANAKKU;GURU KEHIDUPANKU
Alhamdulillah saat
mengandung anak kedua Allah memberikan saya banyak kemudahan dan tidak lagi
merasa berat dan payah saat mengandung,dan Alhamdulillah sekali lagi proses melahirkanpun sangatlah mudah dengan biaya yang sangat
murah.Alhamdulillah Wa Syukrurillah.
Maka dengan berharap
Ridho Allah SWT tersusunlah Do’a – do’a
khusus ibu hamil yang saya panjatkan pada Allah SWT agar kiranya kelak
dalam proses kehamilan berikutnya tak lagi terjadi seperti yang sebelumnya.
Doa khusus ibu hamil
ini saya kategorikan berdasarkan umur kandungan janin,yaitu:
1.
Do’a Khusus ibu Hamil (Usia kandungan 1 minggu
sampai dengan usia 6 bulan)
2.
Do’a khusus ibu hamil ( usia kandungan 7 bulan
sampai dengan 9 bulan)
Berikut ini adalah do’anya:
Do’a khusus ibu hamil (usia kandungan 1 minggu sampai dengan usia 6 bulan)
Ya Allah, ya Tuhan
ku,aku berlindung kpadamu dari Godaan syetan yang terkutuk.
Bismillah, Dengan nama
Allah, dari Allah dan hanya kepadamu ya Allah
Aku berlindung kepadamu
atas kehamilan ku yang kini berumur 1 minggu,1 bulan,2 bulan…….
dan seterusnya (sebutkan
umur kehamilan anda)
Demi Allah yang Maha
Lembut lagi Maha Menjaga, yang tidak ada Tuhan kecuali Dia.Maha Mengetahui apa
yang Ghoib dan yang nyata, Dialah yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan
aku berlindung kepada Allah dengan kalimatNya yang sempurna, dan dengan NamaNya yang Maha
Agung, Dari kejahatan Mahluknya baik manusia ,jin maupun hewan baik siang
maupun malam.
Ya Allah,jadikanlah
anak dalam kandunganku ini anak sholeh dan mulia, Anak yang sempurna akal dan
ilmunya,bermanfaat dan membawa berkah bagi sesamanya.
Ya Allah Ya
Tuhanku,hiasilah janin yang ada dalam kandunganku ini dengan Akhlakul
karimah,wajah yang indah rupawan dan ruhani yang suci dan fitrah.
Ya Allah,tuliskanlah
janin dalam kandunganku ini sebagai calon ulama yang sholeh,yang kelak
mengamalkan Al-Qur’an.
Berilah ia ilmu yang mendekatkannya kepada surgaMu bersama
para nabi.
Wahai Engkau Dzat Yang
Maha Mulia dari Orang – orang yang Mulia
Jadikanlah aku dan
janin yang ada di dalam kandunganku ini agar senantiasa berada dalam ketaatan
yang Engkau kehendaki dengan senantiasa berdzikir kepadamu dan bersyukur
kepadaMu.
Ya Allah, Jagalah
janinku dari keguguran,kekurangan dan kecacatan,agar sampai ibunya melahirkan nanti selalu dalam keadaan
Sehat Wal-afiat dan dimudahkan dengan tanpa rasa sakit dan susah payah dengan
syafa’atnya nabi Muhammad SAW.Amien Ya Robbal Alamien..
Demikianlah Do’a
khusus ibu hamil (usia kandungan 1
minggu sampai dengan usia 6 bulan)
nantikan postingan
berikutnya:
Do’a khusus ibu hamil ( usia kandungan 7
bulan sampai dengan 9 bulan)
silakan "like" dan "share"
Semoga bermanfaat.
Senin, 19 Agustus 2013
CORETAN CINTA REMAJA GALAU
PASRAH
Mengapa aku tak bisa
pasrah
Dengan cinta semu yang
buatku resah
Sedang dia selalu
buatku gundah
Mengingatnya membuat
mata selalu basah
Tuhan…
Jangan biarkan dia
menghantui
Menggangguku dalam
nyata dan mimpi-mimpi
Karena ku ingin dia
pergi
Meski menjauhinya akan
mengiris hati
Padamu kasih
kusampaikan
Salam rindu yang
selama ini kau abaikan
Meski kau tak lagi
jadi tujuan
Mungkin juga karena
kau bukan pangeran impian
Kini ku pasrah dengan
keadaan
Semoga kelak kutemukan
jawaban
Tentang dia sang
pangeran impian
Hanya padaMu Tuhan ku
panjatkan
JEDA
Aku ingin ada Jeda
Pada hubungan semu
kita
Namun sungguh ku tak
bisa
Karena cintaku padamu
tak berjeda
Aku ingin melupakanmu
sejenak
Dalam mimpi dan
nyataku meski sesaat
Tapi kau tak jua mau
beranjak
Dari hati dan fikirku
meski sesaat
Pamitlah kau dari
hatiku
Biarkan aku lupakanmu
Agar ada jeda antara
aku dan kamu
Meski ku tahu ini
berat bagiku
Biarkan ada jeda
antara kita
Karena kurasa cinta
ini kian hampa
Maka ku ingin cinta
semu ini berjeda
Agar jeda menjawab
semua Tanya
Hingga jedapun
membuatmu kian percaya
Betapa sebenarnya aku
sangat cinta
Tapi ku tahu kau tak
percaya
Hingga buatku kian tak
berdaya
Maka jedalah
hubungan kita
Semoga kau percaya aku
cinta
Padamu wahai pangeran
cinta
Jumat, 16 Agustus 2013
CORETAN PUISI CINTA REMAJA
Tuhan…
Tidakkah dia mengerti isyaratku?
Ataukah dia berpura – pura tidak tahu?
Tidakkah dia mengerti cintaku?
Ataukah dia sengaja menepis rasa itu?
Mengapa
rasa ini kian menggila
Padahal ia tak punya
rasa
Tak layak aku mengaku
cinta
Padanya pangeran yang
begitu sempurna
Cinta ini cinta gila
Membuatku terpuruk tanpa daya
Mengapa Dia tak bisa membaca
Bahwa di dalam hatiku hanya ada dia
Tuhan
ampuni aku
Karena menduakan
cintaMu
Biarlah dia tak tahu
rasaku
Hingga jika waktu menjawab Tanya itu
Izinkan dia tetap jadi
sahabatku
Jika memilikinya tak
layak aku
Di tulis di gedung Al-mansyur tahun 2002.
(coretan zaman dulu saat masih SMU,kenangan masa lalu.)
Kalau baca coretan-coretan puisi Zaman baheula jadi ngakak sendiri, :)….
Kamis, 15 Agustus 2013
ANAKKU,GURU KEHIDUPANKU.
Siapapun di dunia ini tak ada yang memungkiri bahwa
seorang ibu adalah guru terbaik bagi anaknya.
Tapi tahukah bunda,bahwa sebenarnya anakpun adalah
seorang guru bagi ibunya,
guru yang mengajari banyak hal, sejak ia berada dalam
kandungan hingga setelah ia dilahirkan.
Bayi mungil itu mengajari ibundanya banyak hal, tanpa kata-kata
dan tanpa bahasa.
Bahasanya adalah tangisan dan senyuman, dengan tangisannya
itulah ia mengajari ibundanya banyak hal, diantaranya ilmu kesabaran, keikhlasan
dan kepasrahan.

(seharusnya) saat ini
adalah ulang tahunnya yang ke- 2 tahun, tapi saat ini dia telah pergi menghadap Sang Pencipta. Dialah yang mengajariku betapa seorang bayi mungil
sudah dibekali Tuhan Kesabaran, keikhlasan dan kepasrahan pada TuhanNya.
Sejak dimulainya proses kehamilan, hingga saatnya
melahirkan, ia sudah mengajari bundanya
untuk bersabar. Bersabar menanggung rasa sakit, lelah dan payah.

“sabar ya bunda,sebentar lagi bunda akan melihat betapa
cantik/tampannya anakmu, setelah aku lahir nanti bunda pasti akan bahagia
melihatku.
Melihat bayi mungil nan lucu
adalah kebahagiaan terbesar bagi seorang Ibu. Tangisan pertamanya saat Ia
dilahirkan ke dunia mampu mengobati rasa sakit
yang mendera disaat melahirkan.
Hari demi hari dilalui dengan penuh kebahagiaan bersama si
kecil, senyumannya, ocehan riangnya, bahkan tangisannya, memberikan warna
tersendiri dalam kehidupanku sebagai seorang ibu.
namun kebahagiaan itu tak
berlangsung lama,
saat bayi mungilku berusia
3 bulan, ia mulai sakit-sakitan. Setiap ia menangis seluruh tubuhnya membiru, bahkan jika ia menangis
terlalu lama seluruh tubuhnya menjadi
tampak memar dan membengkak, nafasnya cepat dan tersengal
-sengal.
ia mudah sekali demam dan batuk pilek, karena itu dua minggu sekali
kami membawanya ke dokter specialis anak.
atas saran dokter specialis anak akhirnya aku
membawanya ke RS.Harapan Kita Jakarta untuk
pemeriksaan lebih intensif.
Disana Anakku diperiksa secara lengkap dan menyeluruh, mulai
dari konsultasi dengan dokter specialis jantung anak, pemeriksaan EKG(Elektrokardiogram),
dan ECHO(echokardiografhy).
Setelah pemeriksaan selesai dokter Ahli specialis jantung
yang memeriksa anakku memanggilku keruangannya. Dia tunjukkan kepadaku hasil rekam medis anakku.
Dokter itu
menjelaskan panjang lebar tentang penyakit jantung bawaan yang diderita anakku.
Anakku menderita penyakit jantung bawaan VSD, (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik Jantung Berlubang. Yaitu kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik
jantung yang menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan
jantung. Kebocoran ini membuat sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru
sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru.
Tapi bukan hanya
itu, ia memiliki kelainan jantung bawaan yang sangat kompleks, menurut
dokter yang menanganinya kalau tidak segera dioperasi maka paling lama ia
sanggup bertahan hidup hanya sampai usia 6 bulan. Operasipun harus
bertahap, tidak hanya sekali tapi
empat kali. itupun tidak menjamin
ia sembuh, karena operasi hanya membantunya untuk bisa bertahan hidup lebih
lama.
Aku pasrah, sakit rasanya melihat anak yang ku cintai menanggung
kesakitannya seorang diri. Andai boleh memilih, biarlah aku yang menanggung semua
rasa sakitnya.
Sebagai seorang ibu, rasanya jauh lebih sakit melihat anak
yang dicintainya menderita daripada ia sendiri yang menderita. Setiap menatap wajah mungilnya mataku selalu basah.
Hebatnya, anakku
adalah bayi kecil yang tabah dan kuat. saat ia melihatku ikut menangis, ia
akan berhenti menangis. Mungkin ia ingin
menunjukan pada ibunya bahwa ia baik-baik saja dan kuat menanggung
penyakitnya. Tatapan matanya selalu menguatkanku, mata indah yang menunjukan
betapa kuatnya ia, betapa ikhlasnya ia menanggung penderitaannya sendiri.
Bayi
sekecil ini…inikah cara Tuhan mengajariku keikhlasan?
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya terlahir
sempurna tanpa cacat,tanpa kelainan. Tapi apa hendak dikata, anakku
ditakdirkan demikian. Mungkin Tuhan sedang menguji kami, atau mungkin juga Tuhan
percaya kami mampu menjaga amanahnya itu.
Dengan berbagai cara aku dan suamiku berusaha agar anakku bisa tetap bertahan hidup. jalur
medis hingga alternatif kami tempuh demi
kesembuhannya.
Bahagia rasanya saat ia bisa bertahan hingga usia 1
tahun. Saat itu kami yakin bahwa harapan hidup anakku masih panjang meski tanpa
operasi.
ia semakin sehat, semakin lincah dan ceria. Hanya saja berat
badannya tak juga naik meskipun ia makan sangat banyak. Usianya sudah 1 tahun, tapi
berat badannya hanya 6kilo gram, sama
seperti bayi berusia 4 bulan. Saat ada pemeriksaan dari puskesmas di
kampungku, anakku dimasukkan dalam kategori anak yang mengalami Gizi buruk. Sedih dan sakit hati rasanya.
(Rossy saat berumur 1 Tahun)
Manusia berusaha, tapi Tuhan jua yang berkehendak. Betapapun
hebatnya kami berusaha, anakku harus
pergi jua menghadap Sang Pencipta. Saat itu usianya sekitar
1,5 tahun.
Di detik-detik terahirnya ia tidak dalam keadaan
sakit. Bahkan dari pagi hingga sianghari sepertinya ia hanya ingin disusui dan tak mau
lepas sedikitpun dariku. Saat itu pekerjaanku sedang sangat banyak.
Akhirnya kutitipkan anakku pada ibuku untuk sementara waktu. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menjemputnya kembali.
Tapi ternyata itulah
saat terakhir aku bersama dengannya. Sungguh, seandainya aku tahu ajal akan menjemput putra
kesayanganku, niscaya akan ku peluk ia erat-erat dan tak akan kulepaskan dari
gendonganku. Aku hanya meninggalkannya selama dua jam, tapi waktu dua jam itulah
yang membuatku menyesal hingga saat ini.
(Rossy saat tertidur pulas)
Saat aku datang untuk menjemput anakku, ku dapati ia sedang
menangis pelan sekali. Tangisannya sangat lemah, tubuhnya membiru, matanya sangat
sayu dan tak lagi bisa menatapku. Aku menjerit histeris, aku tak menyangka anakku
akan seperti itu sepeninggalku.
mungkin ia terlalu lama menangis, mungkin ia
terlalu berat menahan sakit. Ku gendong ia dengan hati hancur dan penuh
penyesalan, sebisa mungkin kutahan air mataku agar tak jatuh di wajah
mungilnya. kubisikkan sholawat yang biasa ku lantunkan setiap menidurkannya. benar
saja, setelah kulantunkan sholawat itu nafasnyapun terhenti. Anakku tertidur
pulas sekali. Kufikir ia hanya
tertidur, dan tak lama lagi ia akan terbangun kembali saat ia haus dan lapar.
Sungguh, aku tak percaya saat suamiku mengatakan anakku
telah tiada. Aku yakin ia pasti terbangun, tapi harapan tinggal harapan, bayi
mungilku terlalu lama tertidur dan tak bisa dibangunkan. Tangisanku tak jua
membangunkan mimpi indahnya. Bahkan saat kami mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhirnya, aku masih
belum percaya bahwa anakku benar-benar telah
tiada. Dunia terasa hampa, hidup rasanya tak lagi bermakna.
Malam itu hujan turun sangat lebat,setelah memompa ASI dan
memasukkannya ke botol susu, aku segera berlari menuju makam anakku.
“nak,mama datang…kamu sedang apa nak, ini mama bawakan
sebotol susu dan payung untukmu. Kamu, pasti kehausan dan kedinginan. Mama rindu
kamu nak, mama ingin memelukmu”.
Aku sadar ini gila, tapi aku tak bisa mengontrol diriku
setiapkali teringat pada anakku.
suamiku selalu mengingatkanku untuk bisa pasrah menerima
kenyataan. Ikhlas menerima takdir dan ketetapanNya.
Aku tahu sebenarnya suamiku sama terlukanya denganku, ia sama sedihnya
denganku. Tapi jiwa lelakinya masih bisa menguatkan dirinya untuk tidak menampakkan
kesedihan itu.
Aku pernah mendapatinya diam-diam menangis menatap foto
anakku, tapi kesedihannya itu tak pernah ia tampakkan dihadapanku.
Suatu malam aku bermimpi, melihat anakku asyik bermain di
sebuah Taman yang indah. Wajahnya berseri-seri. Rupanya bayi mungilku sudah
tenang disana.
Kini aku mengerti, melalui anakku Tuhan mendidikku.
anakku menjadi Guru kehidupanku. mengajariku untuk
sabar, ikhlas dan tawakkal dalam menjalani kehidupan. Aku menyayanginya, tapi
Tuhan lebih menyayangi dia daripada aku, karena itulah Dia ambil kembali
anakku, agar ia tak lagi menderita.
aku tahu,kini ia tak lagi sakit dan menderita,karena
sudah bahagia bersama Tuhannya.
Langganan:
Postingan (Atom)