Ramadhan hampir berlalu,dan tak lama lagi kita akan
menyambut hari kemenangan yang ditunggu-tunggu,yakni hari raya Idul Fitri.
semua
orang sibuk melakukan persiapan.Pasar swalayan hingga pasar
tradisional penuh sesak. orang - orang
berlomba mencari model dan gaya paling in saat ini.Tahun 2013 ini model baju
apakah yang akan kita pakai di hari raya
nanti?Model ala Syahrini kah?ala Ashanti
kah ?atau ala-ala yang lain?.
begitu sibuknya kita mempersiapkan pernak-pernik hari
Raya,tapi kita lupa bahwa ramadhan akan pergi meninggalkan kita.kita sibuk
memperbaharui jasad lahiriyah kita dengan baju baru,perlengkapan sholat baru,dan
persiapan kue-kue yang enak dan nikmat untuk lebaran,tapi justru lupa…memperbaharui
Ruhaniah kita.
Sebelum Ramadhan meninggalkan kita,mari bersama-sama kita
bermuhasabah,menilai sendiri seperti apakah puasa yang kita lakukan di bulan
Ramadhan tahun ini?adakah puasa kita pantas diterima Allah,atau justru puasa
kita hanya sebatas menahan lapar dan dahaga belaka.pantaskah kita meraih
kemenangan lahir dan bathin atau justru hanya hawa nafsu kita yang meraih
kemenangan.
Puasa secara syari’at
jasad adalah menahan diri dari tidak makan dan minum dalam waktu yang telah
ditentukan
dan Hakikatnya puasa
secara bathin adalah: mengendalikan diri dan hawa nafsu agar tidak berlebih –
lebihan.
kita bisa menilai seperti apakah puasa kita secara syari’at(jasad)
dan puasa kita secara hakikat.karena antara syari'at dan hakikat itu harusnya berjalan selaras
beriringan.barulah puasa kita benar dan layak meraih kemenangan Idul fitri,yakni kembali suci dan meraih kemenangan.
Inilah tingkatan orang berpuasa sebagaimana disebutkan di
dalam kitab Fiqh Sunnah
Ø
Puasa orang Awam
Yaitu puasa orang – orang yang hanya menahan lapar dan dahaga,serta
menahan syahwatnya dari berhubungan badan(bagi suami-istri) dari mulai terbit
fajar (waktu subuh) sampai dengan tenggelamnya matahari(waktu maghrib).
"Dari Abu Hurairah Rhadiallahu Anhu,Rosulullah SAW bersabda:
Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan,jika berbuka
akan gembira dan jika bertemu Tuhannya ia akan senang dengan ganjaran puasanya".
(HR.Buckhori).
Ø
Puasa orang - orang khawash/khusus
Adalah puasa orang – orang sholeh yang menahan dirinya dari perbuatan
dosa dan menjalankan amal ibadah sholeh.
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA,Rosulullah SAW bersabda:
Puasa itu sebagai dinding,maka orang yang berpuasa dilarang
berkata keji / seperti perkataan orang bodoh.dan jika seseorang akan
membunuhnya atau memakinya maka katakanlah:sesungguhnya aku ini sedang
berpuasa..aku berpuasa.Demi Diriku yang berada ditanganNya,sungguh!bau mulut
orang berpuasa lebih harum disisi Allah daripada harumnya kesturi yang ia
meninggalkan makan,minum dan nafsunya untuk aku (Allah),puasa itu untukku dan
akulah yang akan memberikan ganjarannya dengan sepuluh kali lipat". (HR.Bukhori
– muslim)
Ø
Puasanya para khawashul khawash/orang- orang
yang istimewa.
Yaitu puasa yang menahan hati dari kemauan yang rendah dan
dari pemikiran terhadap duniawi dan menahan fikirannya daripada selain
Allah.ini adalah puasanya para Nabi dan Shiddiqien.
"Dari Abu Hurairah RA Rosulullah SAW bersabda:
barangsiapa bersedekah pada jalan Allah di panggil dari
pintu surga: wahai hamba Allah,inilah kebaikan.barangsiapa banyak shalatnya ia
akan dipanggil dari pintu shalat.barangsiapa banyak berjihad ia akan dipanggil
dari pintu jihad.barangsiapa banyak puasanya dia akan dipanggil dari pintu
Rayyan.dan barangsiapa banyak sedekahnya ia akan dipanggil dari pintu sedekah.maka
berkatalah Abu bakar RA:
Demi ayah dan ibuku ya Rasulallah,tidakkah dari pintu –
pintu itu ada kesulitan?apakah sesorang itu dipanggil dari pintu itu semua?
Rosul menjawab:ya,dan aku mengharap engkau termasuk diantara
mereka."(HR.Bukhori)
Berpuasa di bulan Ramadhan hanya datang setahun
sekali,sedang kita tak pernah tahu apakah Allah masih memberi kita umur panjang
dan memberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan lagi di tahun depan atau tidak.sebelum
Ramadhan berakhir,mari perbaiki segala amal ibadah kita.mari merubah akhlak dan
prilaku yang kurang baik menjadi jauh lebih baik.
Jika selama ini kita masih suka mengumbar hawa nafsu yang
berlebih –lebihan,dengan berpuasa seharusnya menjadi rem untuk tidak lagi
mengumbar hawa nafsu.
Jika selama ini kita masih suka melalaikan berbuat amal
sholeh dan kebajikan,puasa menjadikan kita lebih bersemangat untuk terus
mengejar kebaikan.
Masih ada waktu memperbanyak kebaikan dan Amal sholeh di bulan Ramadhan ini,meskipun tinggal
beberapa hari lagi.sebagian orang mungkin sudah tak sabar agar Ramadhan segera
berlalu dan menyambut hari raya,tapi sebagian lain justru merasa begitu
berat kehilangan moment Ramadhan,bahkan sangat sedih karena berakhirnya Ramadhan,mereka adalah orang yang selalu rindu dengan kesucian Ramadhan.
jadi,puasa ramadhan bukan sekedar meraih kemenangan karena kita sanggup menahan lapar dan dahaga selama sebulan penuh,tapi yang terpenting,hakikatnya puasa Ramadhan adalah untuk memperbaiki dan memperbaharui Ruhaniah kita agar semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepadaNya.
jangan sampai setelah Ramadhan Kita justru sibuk membaguskan “topeng” kita agar nampak indah dan dikagumi manusia,tapi justru cuek dan seolah tak peduli apakah puasa kita benar-benar diterima Allah atau tidak,apakah Ramadhan sudah benar- benar membersihkan dan mensucikan hati kita atau tidak?atau justru sebaliknya,ramadhan malah mebuat hati kita semakin menghitam di penuhi hawa nafsu dunia?
mari terus memperbaiki diri dan amal kita,agar Ramadhan
menjadikan kita sebagai Hamba yang Takwa dan semakin dekat dengan Allah SWT.Amieen Ya Robbal
Alamien.
Semoga kita semua mendapatkan berkah Ramadan. aamiin.. Salam kenal, ira
BalasHapusAmieen ya Robbal Alamin..terima kasih atas kunjungannya.salam silaturahmi.
BalasHapus